Bingung mau nulis apa lagi soalnya belum ada gundam baru nih di Bandung... jadinya nulis soal hobi gw yg lain... ngebaca novel
Kali ini gw mau ngebahas tentang novel yang baru gw beli 2 hari yg lalu, tgl 27 Februari 2009 kemarin. Judul novel tersebut adalah Brisingr - Inheritance (Brisingr - Warisan kalo diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia). Buku ini merupakan lanjutan dari novel bestseller Eragon dan Eldest karya Christopher Paolini. Novel fantasi ini masih melanjutkan kisah perjalanan Eragon dalam membebaskan Alagaesia (negeri tempat Eragon hidup) dari tangan Galbatorix, seoarang raja yang lalim dan kejam.
Eragon dan naganya, Saphira, berhasil bertahan hidup setelah pertempuran kolosal melawan prajurit Kekaisaran di Dataran Membara. Namun masih banyak yang harus dihadapi sang Penunggang dan naganya ini. Eragon harus menyelamatkan Katrina, kekasih Roran, dari cengkraman Raja Galbatorix, sesuai janjinya pada sepupunya itu. Tetapi kaum Varden, elf, dan kurcaci (menurut gw lebih tepat disebut dwarf) pun membutuhkan sang Penunggang.
Ketika keresahan melanda para pemberontak dan bahaya mengincar dari segala arah, Eragon harus menentukan pilihan -- pilihan yang akan membawanya ke seluruh penjuru Kekaisaran, bahkan lebih. Pilihan yang bisa saja memaksanya melakukan pengorbanan yang tidak perlu.
Kalau penasaran, bisa mencari buku ini di toko buku terdekat dengan harga 99.000 rupiah (sepertiga lebih murah dari versi bhs inggrisnya yg uda ada di Indo sejak 2 bulan lalu).
Gw sendiri baru melahap 660 halaman dari total 864 halaman buku ini. Dari yang sejauh gw baca, buku ini membawa kita ke dunia fantasi yang penuh pertarungan dan sihir. Yang membuat gw tertarik dengan buku ini juga menghadirkan sisi politik, bagaimana merancang taktik dan pergerakan dalam pertarungan dengan pasukan Kekaisaran, dan bagaimana supaya menjalin hubungan dengan ras non-manusia (elf, kurcaci, dan Urgal), membuatnya beda dengan novel yang lain. Selain itu, cerita juga tidak berkisar pada satu tokoh saja (Eragon) seperti pada buku pertama atau dua orang (Eragon dan Roran) pada buku kedua, di buku ini Christopher Paolini mengembangkan cerita dari berbagai sudut pandang, mulai dari Eragon, naganya Saphira, Roran, bahkan Nasuada, pemimpin kaum Varden, sehingga perasaan masing2 tokoh dalam cerita tersampaikan dengan baik. Juga bahasa kuno masing2 ras yang dituliskan apa adanya (jadinya masih ditulis seperti bahasa planet asing), dan tetap ada kamusnya di bagian belakang buku.
Kalau di buku kedua kita dibawa ke dunia Elf karangan Paolini, maka pada buku ketiga ini kita dibawa ke dunia kurcaci. Menurut gw, sepertinya ini sengaja dibuat agar cerita Eragon berkembang dan tidak tamat pada buku ini seperti yang direncanakan sebelumnya (keruk untung sebesar-besarnya :P) sehingga masih berlanjut ke buku keempat. Semoga ini tidak berkepanjangan dan benar2 berakhir di buku keempat (ga tau lagi kalo sampai Eragon mesti ke dunia Urgal juga... udah ga paham lagi).
Sayangnya, menurut gw, buku versi bahasa Indonesianya ini sepertinya dibuat terburu-buru. Banyak kesalahan ketik dalam bukunya yang membuat keasikan membaca jadi berkurang, tapi toh tak banyak dan tidak mengganngu pemahaman cerita. Semoga diperbaiki di cetakan2 berikutnya. Oya selain itu, kualitas kertanya juga menurun, kali ini menggunakan kertas yg berwarna kuning (ga tau apa jenisnya), tidak menggunakan kertas HVS putih seperti pada dua buku sebelumnya.
Akhir kata, buku ini sangat direkomendasikan kepada penggemar cerita Eragon. Juga kepada penggemar cerita fantasy, toh halaman yg tebal tidak terasa jika sudah mulai membaca (gw baru tidur jam 1 malam saat menerima buku ini, padahal besok paginya ada kuliah ^^)
dan sekedar update yg ngisi stand (sumber kafegaul) uda ada 153 stand yg ngisi di pameran ini... jadi kebayang kan gedenya... dan mudah2an ga seperti pameran sampah di Jakarta yg dulu pernah gw datengin...
